Thursday, June 28, 2007

Meninggalkanmu, Mampukah Kami?

You can checkout any time you like,
But you can never leave! [Hotel California by Eagles]

Ini bukan hotel California dan bukan pula satu wilayah di semenanjung Amerika. Ini adalah Victoria yang di dalamnya Melbourne sudah terbungkus dengan aksesoris ragam peradaban. Dan kami, yang telah disusuinya dalam satu kurun waktu, harus terpaksa pergi meninggalkannya. Mampukah?

Sebentar, kawan. Ini bukan soal mampu atau tidak mampu. Tapi ini adalah perkara sebesar apa kemampuan kami meninggalkan kota ini. Sejauh mana nyali kami memilih untuk beranjak dari kota ini. Dan dalam pelbagai senandung tentang kemampuan dan nyali, lirik yang pertama kali sering disebut adalah tekad. Maka adakah tekad kami untuk bangkit, berdiri kemudian berlalu meninggalkan kota ini?

Tidak. Sekali-kali tidak, kawan.

Tidak. Sekali-kali tidak, kawan.

Seperti akhir lirik lagu Hotel California itu, kami bisa saja pergi dari kota ini kapan saja kami mau. Namun kami tak kan pernah bisa meninggalkannya.
Kami memang harus pergi. Beranjak namun untuk tidak meninggalkannya. Sebab Melbourne sudah terpahat dalam sejarah hidup kami sebagai "ibu" yang tegas dan terkadang juga manja. Tegas, hingga kami tumbuh menjadi manusia-manusia tahu diri. Manja, hingga ia melembutkan hati kami.

Bukannya kami tak bernyali, kawan, hanya saja kami belum puas mencicipi. Puluhan bulan purnama memang sudah kami jamah keindahannya. Ratusan hari memang sudah berlalu bersama pergantian musim. Panas. Dingin. Semuanya masih belum cukup membekali kemampuan dan tekad kami untuk benar-benar meninggalkannya.

Tidak. Sekali-kali tidak, kawan.

Tidak. Sekali-kali tidak, kawan.

Tidak. Sekali-kali tidak kawan.

Biarkan kami menikmati sisa-sisa hari agar nanti saat kami benar-benar beranjak pergi, paling tidak kami sudah dibekali banyak kenangan. Ingatan yang akan membawa kami, kembali ke kota. ini.

Jangan sebut kami keras kepala. Atau jangan pula katakan kami hendak bermelankolis ria.

Kali ini kami hanya ingin bernyanyi.

"You can checkout any time you like,
But you can never leave!" ... Du ..du.. du... du...du...
[Hotel California by Eagles]

Melbourne, 26 Juni 2007

M2

ps: Didedikasikan buat mereka yang sudah akan pergi meninggalkan Melbourne .

Sunday, June 3, 2007

“Tentang Angin, Syal Cokelat dan Melbourne”

Melbourne bukan lagi sebuah peradaban dengan kenyamanan. Ia hanyalah bentuk lain dari perasaan campur aduk. Sedih dan senang. Kini Melbourne adalah....



"Bloody hell. Dasar cuaca sialan!!!." Sepagi ini saya sudah mengeluarkan sumpah serapah. Ini cuma soal pergantian cuaca. Hari ini saya menemui Melbourne dalam wujud yang sesungguhnya. Ya, perubahan cuacanya yang secepat kilat. Dan memang begitulah Melbourne. “Jangan hanya bergantung pada perkiraan cuaca, selalu siapkan kostum tiga musim setiap bepergian.” begitu pesan Mathew, salah seorang teman saya yang sudah lama tinggal dan besar di Melbourne.



Pagi tadi saat saya berjalan menuju pelataran kampus, langit begitu indah meski disudut timur masih ada segumpal awan hitam. Musim dingin memang sudah akan tiba, tapi hari ini sepertinya begitu cerah.

“What a beautiful day..” gumam saya dalam hati.

Segera saja saya memperlambat langkah kaki sembari menikmati indahnya hari.



Saya keliru. Hari ini Melbourne menyuguhkan ke hadapan saya betapa segala sesuatu dapat terjadi kapan dan di mana saja. Langit yang tadi terang berubah gelap. Awan kecil-kecil yang tadi beriak tiba-tiba bergumpal besar dan bergerak cepat. Angin sepoi-sepoi beberapa menit yang lalu tiba-tiba marah dan mengamuk, menyapu apa saja. Teman saya itu benar. Hari ini akan ada tiga musim.



Saya salah telah mengutuk cuaca. Saya khilaf sebab ada Tuhan di sana, sang Pencipta. "Rob... afwan wa atuubu ilaik.."



lenyapkan dirimu di hadapan Sang Wujud
agar ribuan dunia berlompatan darimu
dan wujud murnimu memancar dari dirinya sendiri
terus dan terus melahirkan bentuk-bentuk berlainan…


berbahagialah ia yang menyerahkan hidupnya demi mengetahui itu!
dia meninggalkan rumah ini demi rumah selanjutnya; yang jauh lebih bercahaya…


jika kau tak merasakan sakit, kau takkan mencari kesembuhan
jiwa yang tak hidup dalam Tuhan, tidaklah hidup..



(Sultan Walad, mistikus Islam)



To be continued........

(Cahaya di atas Cahaya)
more: click